Percayakan Kepada Kami Pelaksanaan Rencana Bangunan Anda
06 October 2020
Desain Rencana Bangunan Rumah, Showroom/Gudang/Shelter, Gedung Perkantoran
Untuk desain rekayasa Struktur Bangunan, baik itu Gudang atau Shelter, Gedung dan Rumah. Perlu kita hitung planning mulai struktur Atap, Balokan, Kolom hingga Pondasi bisa di hitung oleh kita. Untuk itu bagi yang butuh dihitung mulai penentuan struktur, RAB dan digambar dengan biaya terjangkau bisa hubungi by WA/Telpon 085266460470, alamat: Perum Griya Setu Permai Blok EE7/23, RT 11 /RW 16, Setu - Kab. Bekasi
22 November 2019
Update Tentang Ilmu Bangunan (ILMU TEKNIK SIPIL KONSTRUKSI)
Bagi anda yang bergelut dibidang Teknik Sipil terutama STRUCTURE AND CIVIL WORKS, anda bisa cek dan Belajar di link ini https://sipilpedia.com, disana lumayan lengkap. Siapapun bisa jadi Insinyur Teknik Sipil. Semoga bermanfaat.
13 December 2018
Cara Membuat Dinding Plesteran dan Acian Kuat dan Tanpa Retak
Cara Membuat Dinding Plesteran
dan Acian Kuat dan Tanpa Retak
Hal pembuatan dinding bangunan tidak bisa dianggap sepele, baik itu untuk rumah sendiri ataupun bangunan gedung atau perkantoran. Bukti retaknya dinding tanpa dilakukan seperti aturan dibawah ini pada rumah saya sendiri, dimana ada beberapa yang tidak saya lakukan cara-cara ini membuat beberapa bagian dinding rumah retak semut hingga terlihat besar.
Hal yang penting untuk acian dan plasteran yang semua
orang inginkan adalah yang awet dan tahan lama. Jadi, dengan ini akan
memberikan beberapa teknik yang hebat dari insinyur-insinyur dan ahli
konstruksi kepada Anda dengan menghadirkan “10 Hal Yang Harus Dilakukan & 6
Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan”. Berikut ada cara untuk membuat dinding tidak retak yang dibuat oleh SCG (https://id.scgbuildingmaterials.com):
1. Merendam Batu Bata Di Dalam Air, 1
Jam Sebelum Penggunaan
Sering kita lihat bahwa pekerja konstruksi biasanya merendam batu bata di dalam
tangki air, atau menggunakan selang air untuk membasahi batu bata.
Ngomong-ngomong, sebelum memulai pekerjaan, diharuskan untuk membasahi
permukaan hingga menjadi lembab terlebih dahulu.
2. Perlu Membuat Garis Pedoman Pemasangan
Garis pedoman dalam pemasangan adalah untuk membuat pengikat diantara lapisan
batu bata, dengan tujuan untuk menguatkan tembok. Ada banyak cara untuk membuat
pedoman pemasangannya, tapi pada umumnya yang digunakan adalah bentuk “setengah
batu bata”. Apapun bentuk pemasangannya, biasanya alasan utamanya tetap sama,
yaitu untuk membuat tembok menjadi kuat.
3. Buatlah Ketebalan Pemasangan Kurang Dari 1.5 cm
Dalam penggunaan batu bata atau bata blok, ketebalan lapisan pemasangan semen
tidak boleh melebihi 1.5 cm dikarenakan akan menggunakan terlalu banyak semen,
bahkan semen akan jatuh lebih banyak daripada yang dibutuhkan saat mengering
(proses jatuh yang normal dan tidak berbahaya), dan juga cenderung membuat
dinding menjadi tidak lurus. Terkecuali pada saat kita menggunakan mortar
tertentu untuk beton ringan yang memiliki penguat daya rekat, formasinya
biasanya mencapai 2-3 mm.
4. Membuat Kolom Dan Palang Balok
Setiap kolom dan palang balok harus memiliki lebar 2.5 meter dan tinggi 1.5
meter karena ini berfungsi untuk meratakan berat dinding bata dan membantu
menghindari dindingnya untuk terjatuh. Lebar kolom dan lebar palang balok tidak
boleh kurang dari 15 cm dan ketebalannya harus sama dengan ketebalan batu bata.
Strukturnya harus diperkuat sebelum mengecor untuk memperkuat dinding juga.
5. Membuat Kolom Di Pintu Dan Jendela
Semua lubang bor harus memiliki kolom dan palang balok yang dikelilingi oleh
bingkai, untuk membantu membingkai pintu atau jendela, yang akan selalu
bergerak masuk dan keluar. Hal ini juga akan membantu untuk meratakan kekuatan
yang dibebankan ke dinding bata. Jangan lupa untuk menempelkan kawat baja pada
kusen untuk membantu penyebaran beban ke lantai dengan plesteran.
6. Membuat Kolom Di Sudut Dinding
Seperti tiang yang disisipkan di antara dinding, kolom akan berfungsi sebagai
bingkai untuk pemasangan dinding. Kita tidak boleh memiliki sudut dinding tanpa
pilar bata, jika tidak batu bata akan berbaris tidak teratur dan tidak bisa
untuk menahan beban. Hal ini akan berpengaruh terhadap kekuatan dinding dalam
jangka panjang.
7. Memasang Rangka Baja
Dinding bata yang kuat harus memiliki sesuatu untuk menahan lantai dengan pilar
batu bata, itulah alasan mengapa kita harus menyambungkan kawat berdiameter 6mm
ke dalam pilar beton. Buatlah panjang minimal 40 cm untuk menjaga dinding bata
kuat agar tidak jatuh ke bawah.
8. Basahi Batu Bata Sebelum Memulai Plesteran
Setelah pembentukan selesai, diamkan beberapa saat sebelum memulai plesteran.
Kemudian, satu hari sebelum plesteran, kita harus mebasahi dinding, kemudian
sekali lagi di pagi hari pada tanggal plesteran. Hal ini untuk mencegah air
menyerap yang dapat menyebabkan dinding retak nantinya.
9. Gunakan Mixer Untuk Mencampur Mortar Untuk Plesteran
Walaupun cara tradisional juga bisa digunakan untuk mencampur mortar, namun
kita bisa mendapatkan hasil mortar yang lebih baik saat menggunakan mixer
dimana hal ini lebih efisien untuk dilakukan daripada menggunakan cara
tradisional.
10. Tetap Basahi Dinding Untuk Menjaga
Plesteran Tetap Baik
Karena air adalah kunci untuk mengembangkan kekuatan semen, maka, untuk memberi
air yang cukup pada semen, pengairan harus dilakukan setelah melakukan
plesteran, setidaknya satu hari sekali hingga 3-7 hari. Airnya bisa saja
mengotori area lainnya, tapi proses ini tidak boleh tidak dilakukan. Langkah
pengairan ini akan membantu menghindari retak yang berpengaruh pada kekuatan dinding.
Ada 6 Hal
yang Tidak Boleh Dilakukan:
1. Jangan Memaksa Proses Pemasangan
Untuk Selesai Dalam Satu Hari
Pemasangan batu bata adalah pekerjaan yang mempengaruhi kekuatan dinding.
Meskipun hal itu bisa dilakukan dalam satu hari, tapi mortar yang kita gunakan
untuk pemasangan butuh waktu untuk mengatur dan mengembangkan kekuatan. Bahkan
air dari mortar akan menguap, meskipun hanya beberapa milimeter, tetapi dapat
mengakibatkan retak juga. Jadi, kita harus merencanakan untuk membangun dinding
dan memberikan waktu untuk kolom cor dan palang balok pada ketinggian tertentu.
Bisa juga diberi jarak menyentuh balok, agar semen dapat mengisi ruang sebelum
lapisan terakhir pada proses pemasangan bata.
Ketika kita lanjutkan pemasangan ke beberapa titik, diharuskan untuk
menempatkan balok dan tiang untuk membantu menopang berat batu bata. Sebelum
melanjutkan ke atas, kita harus membuat beberapa ruang untuk semen mengisi
dalam 3-4 hari.
2.Jangan Melakukan Pemasangan Batu Bata Terlalu Dekat Dengan Beton Dilapisan
Berikutnya
Pemasangan batu bata yang menyentuh beton. Tekanan di atas dinding dapat
menyebabkan retakan di dinding.
3.Jangan Memasang Batu Bata Di Atas Lantai Beton Atau Lantai Tanpa Adanya
Palang Balok
Alasannya adalah lantai beton bisa saja tidak cukup kuat untuk menopang berat
dinding yang dapat menyebabkan lekukan pada lantai.
Terlebih lagi, masalah serius yang disebabkan yaitu dinding yang terlalu berat
bisa saja merusak lantai. Insinyur harus merancang dinding bata diatas struktur
palang dengan diperkuat baja dan campuran beton untuk menambah berat dengan
benar.
4.Jangan Melakukan Plesteran Terlalu Cepat
Plester merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi, sehingga hal
ini memerlukan konsentrasi yang tinggi dan tidak bisa dilakukan dengan buru
buru agar cepat selesai. Langkah ini seperti menyesuaikan tekstur dan
menyiapkan langkah berikutnya. Hal ini dikarenakan tidak ada seorang pun yang
menginginkan dindingnya kasar.
5.Jangan Memplester Terlalu Tebal
Meskipun lapisan plaster adalah lapisan yang melapisi dinding agar indah
dipandang, namun lapisan ini tidak boleh terlalu tebal. Hal ini akan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kering, membuat pekerjaan tertunda dan
menimbulkan masalah berat.
Jika memang dibutuhkan, seperti menyesuaikan area yang tidak rata, akan lebih
baik mengisi semen hanya di area tersebut, dan biarkan semennya mengeras
sebelum melanjutkan memlester semua area.
6.Jangan Memilih Bahan Hanya Berdasarkan Harga
Gunakanlah bahan bangunan untuk bagian dari rumah atau bangunan yang
membutuhkan masa pakai yang tahan lama. Namun perihal harga dapat membuat orang
memilih bahan yang murah dan berfokus hanya pada dekorasi saja. Terkadang,
bahan yang murah memiliki kualitas yang jelek pula, dan hal ini tentu saja
berpotensi tinggi untuk menimbulkan masalah pada konstruksi bangunan dan
menimbulkan biaya perbaikan yang tinggi di masa depan. Jadi, bahan bangunan
seperti semen sangatlah penting, kinerja yang handal dan standar kualitas
haruslah diperhatikan
21 December 2017
CONTOH ANALISIS PELAT LANDASAN (BASE PLATE) KOLOM BAJA
Contoh 1
Diketahui
data-data sebagai berikut :
P
(↓) = 10147.74 kg
Q
(→) = 6.88 kg
Mutu
Beton : K-250
H1
= 35 cm (Panjang Base Plate)
H2
= 20 cm (Panjang Profil Baja)
Base
Plate : 350 x 350 x 14 (t)
Pedestal
: 400 x 400
Cek
Base Plate
A1
= 35 x 35 = 1225 cm2
A2
= 40 x 40 = 1600 cm2
Mmax
=
0.5 q n2
= 373.81 kg cm
Data
penampang : WF 400x400x45x70
d
= 498 mm ; tf
= 70 mm ; tw
= 45 mm ; bf
= 432 mm ; r = 22 mm
Beban
terpusat (atau reaksi) terfaktor, Ru
= 1000 kN
Data
material : fy
= 360 MPa ; f’c = 30 MPa ; E = 2E5 MPa
Dimensi
base plate (plat landasan)
- Dalam arah memanjang balok N’ = 750 mm
- Dalam arah melintang balok, B = 500 mm > bf
- Tebal, t = 22 mm
Luas
permukaan beton (pedestal) A2
= 5000 cm2
> A1
= B x N’ = 3750 cm2
Kuat
Leleh Pelat Badan
Rn1
= (2.5 k + N’) fy
tw
Cat : angka 2.5 harus
diganti dengan 5.0 untuk beban terpusat yang bukan diujung
Perhitungan nilai k
(tebal pelat sayap ditamabah jari-jari peralihan), sebagai berikut :
k
= tf
+ r = 92 mm
maka
:
Rn1
= 15876 kN
=
1.0 untuk leleh pelat badan
Maka
:
Rn1
= 15876 kN
Kuat
Tekuk Dukung Pelat Badan (Lipat Badan)
Lipat
badan adalah tekuk pada badan yang disebabkan oleh gaya tekan yang
disalurkan melalui flens. Kuat nominal untuk lipat badan tergantung
pada rasio N’/d, dimana :
N’/d
= 1.506
Untuk
beban terpusat di ujung (misalnya reaksi) atau sampai sejauh setengah
dari tinggi balok dari ujung :
Cat
: angka 0.39 harus diganti dengan 0.79 jika bebannya bukan di ujung
dan rumus yang dipakai adalah rumus yang pertama saja, yang berlaku
untuk N’/d berapapun.
Sehingga
besarnya kuat tekuk dukung pelat badan terhadap tekuk di sekitar
pelat sayap yang dibebani adalah :
Rn2
= 34305.46 kN
Faktor
tahanan untuk lipat badan
= 0.75, maka :
Rn2
= 25729.098 kN
Kuat
Tumpu beton
Luas
tumpu, A1
= 3750 cm2
Syarat
:
c
= 0.6
c
Pp
= 6625.0943 kN
Beban
Rencana
Min
(
Rn1
;
Rn2
; c
Pp)
= 6625.0943 kN > Ru
= 1000 kN ……… ok
Kuat
lentur plat landasan
Panjang
kantilever,
Maka
tebal base plate yang diperlukan adalah :
Data
penampang
Profil
WF 400x400x45x70
d
= 498 mm ; bf
= 432 mm
Gaya
normal kolom terfaktor, Pu
(↓) = 106
N
Data
material : fy
= 360 MPa ; f’c = 30 MPa
Dimensi
Base Plate :
Dimensi
sejajar flens, B = 500 mm > bf
= 432 mm (ok)
Dimensi
sejajar badan, N’ = 500 mm > d = 498 mm (ok)
Tebal,
t = 20 mm
Maka
luas plat landasan, A1
= B x N’ = 250000 mm2
Luas
permukaan beton (pedestal), A2
= 5 x 105
mm2
> A1
= 25 x 104
mm2
Kuat
tumpu beton
Syarat
:
c
= 0.6, maka :
c
Pp
= 5.4094 x 106
N > Pu
= 1x106
N
Cek
tebal plat landasan :
l
= max (m ; n ;
n’) = 77.2 mm
25 October 2017
Hampir 40 persen atau sekitar 200 ribu unit rumah subsidi tidak layak huni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski pemerintah terus menggenjot realisasi program nasional sejuta rumah, rupanya pembangunan rumah-rumah tersebut tak diikuti dengan kualitas yang baik.
Terutama, rumah subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Berdasarkan data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan per 10 Agustus 2017, realisasi penyaluran rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) mencapai 504.079 unit.
Dari jumlah tersebut, berdasarkan temuan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR hampir 40 persen diantaranya atau sekitar 200 ribu unit rumah tidak layak huni.
"Ada temuan bahwa banyak rumah yang tidak dihuni, cukup besar memang, 30 persen sampai 40 persen. Dan ketika diwawancara penghuninya, kenapa tidak dihuni karena rumahnya tidak layak untuk dihuni," kata Dirjen Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti di Jakarta, Senin (21/8/2017).
Lana menuturkan, sejak awal tujuan pemerintah dalam melaksanakan program sejuta rumah, tak hanya sekedar menyediakan hunian yang terjangkau tetapi juga layak huni.
Kendati Presiden Joko Widodo dalam sejumlah kesempatan menyatakan sudah cukup puas atas realisasi program sejuta rumah, namun Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terus menekankan kepada pengembang untuk terus meningkatkan kualitas perumahan subsidi.
"Seperti jalan lingkungan, air bersih, sanitasi listrik seringkali enggak dapat perhatian," kata dia.
Lana mengaku, tidak sedikit konsumen rumah subsidi tidak mengetahui kualitas rumah subsidi yang hendak dibelinya.
Karena itu, Kementerian PUPR akan mensosialisaikan kepada masyarakat, bahwa ada standar yang harus dipenuhi pengembang dalam menyediakan rumah subsidi.
Standar tersebut mulai dari struktu konstruksi, lantai, dinding, hingga material yang digunakan untuk membangun rumah subsidi.
"Kenapa kualitas bahan bangunan begitu rendah? Mungkin terkait kualitas pekerjanya atau material konstruksinya," kata dia.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: 40 Persen Rumah Subsidi Tidak Layak Huni
Terutama, rumah subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Berdasarkan data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan per 10 Agustus 2017, realisasi penyaluran rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) mencapai 504.079 unit.
"Ada temuan bahwa banyak rumah yang tidak dihuni, cukup besar memang, 30 persen sampai 40 persen. Dan ketika diwawancara penghuninya, kenapa tidak dihuni karena rumahnya tidak layak untuk dihuni," kata Dirjen Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti di Jakarta, Senin (21/8/2017).
Kendati Presiden Joko Widodo dalam sejumlah kesempatan menyatakan sudah cukup puas atas realisasi program sejuta rumah, namun Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terus menekankan kepada pengembang untuk terus meningkatkan kualitas perumahan subsidi.
"Seperti jalan lingkungan, air bersih, sanitasi listrik seringkali enggak dapat perhatian," kata dia.
Lana mengaku, tidak sedikit konsumen rumah subsidi tidak mengetahui kualitas rumah subsidi yang hendak dibelinya.
Karena itu, Kementerian PUPR akan mensosialisaikan kepada masyarakat, bahwa ada standar yang harus dipenuhi pengembang dalam menyediakan rumah subsidi.
Standar tersebut mulai dari struktu konstruksi, lantai, dinding, hingga material yang digunakan untuk membangun rumah subsidi.
"Kenapa kualitas bahan bangunan begitu rendah? Mungkin terkait kualitas pekerjanya atau material konstruksinya," kata dia.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: 40 Persen Rumah Subsidi Tidak Layak Huni
Petugas Survey Rumah Subsidi Yang Seenaknya Catat Rumah Yang Belum Dihuni Tanpa Nanya Tetangga Atau RT
Tinggal di Perumahan Subsidi tepatnya di Setu Kab. Bekasi, yang baru dibangun tahun 2015-2016. Tetapi beberapa bulan ini pemerintah ingin tahu rumah subsidi yang sudah dibangun harus ditempati.
Sejak bulan Januari Tahun 2017 sudah menempati rumah. Namun sebelum ditempati, rumah subsidi ini, belum layak ditempati, karena sejak selesai dibangun belum tersedia air bersih yang dijanjikan sumur bor dan septiktank. Tapi pada kenyataannya Sumur bor belum ada, Septictank untuk WC belum dibangun. Sehingga masyarakat berpikir bagaimana langsung ditempati kalo seperti itu kenyataannya.
Pada akhirnya keluar dana lagi untuk perbaiki saluran pipa WC dan gali tanah untuk Septictank, serta membuat sumur bor sendiri. Untuk semua itu butuh dana, sehingga harus berhutang dulu. Wajar saja banyak orang komplen ke pengembang "bagaimana ini untuk ditempati?". Pengembang hanya jawab "Emang begitu Standarnya".
Aneh sebenarnya jawaban itu, dan tidak bisa dipertanggung jawabkan, Orang Pengembang juga tidak pernah ada yang stanby untuk menjelaskan semua itu, yang ditarok di Kantor Marketing hanya orang marketing tidak tahu bangunan itu standarnya seperti apa, yang mereka pikirkan terjual.
Aneh sebenarnya jawaban itu, dan tidak bisa dipertanggung jawabkan, Orang Pengembang juga tidak pernah ada yang stanby untuk menjelaskan semua itu, yang ditarok di Kantor Marketing hanya orang marketing tidak tahu bangunan itu standarnya seperti apa, yang mereka pikirkan terjual.
Nah Sekarang pemerintah melalui kementerian PUPR Perumahan Rakyat, survey bersama Bank BTN sebagai pihak yang mengeluarkan KPR.
Distu orang kecewa dari tim survey yang kelapangan, bagaimana tidak pihak survey hanya mencatat rumah yang tidak ada orangnya pada hari itu. Saya sendiri hampir dicatat oleh orang survey ini. Ceritanya tetangga saya sedikit curiga "kok ada orang mondar mandir disisni, mau apa dan cari apa dia mondar manadir.
Distu orang kecewa dari tim survey yang kelapangan, bagaimana tidak pihak survey hanya mencatat rumah yang tidak ada orangnya pada hari itu. Saya sendiri hampir dicatat oleh orang survey ini. Ceritanya tetangga saya sedikit curiga "kok ada orang mondar mandir disisni, mau apa dan cari apa dia mondar manadir.
Tetangga saya penasaran sama orang mondar mandir itu " Pak mau cari siapa atau mau kemana kok keliatanya bingung?"
Orang ini jawab "Saya ditugasi untuk survey rumah subsidi disini yang belum ditempati" Lanjut orang tersebut menyatat rumah yang sepi terkunci.
Tetangga saya nanya "rumah didepan ini kamu catat?" kebetulan rumah saya didepan tetangga saya itu.
Orang survey itu menyatakan Iya, "emang dia nempati rumahnya?"
Tetangga saya bilang "Dia udah menenpati sejak Januari 2017 kemaren, sekarang dia kerja lagi di luar kota, dia pulang hari Sabtu dan Minggu atau jika hari libur dia pulang, Istrinya juga lagi pulang kampung, kadang dia berangkat kerja dari sini"
Orang Survey "Masa sih dia tempatin"
Tetangga saya bilang "makanya yang tahu ditempati atau tidak rumah disni tanya dulu sama tetangganya atau Rt, jangan asal catat karena tidak ada orangnya."
Lalu orang itu hapus catatannya, akhirnya orang tersebut ketempat lain.
Kasiannya lagi sebelahnya tetangga saya, baru dibenarin WC dan sumur bornya agar bisa ditempati oleh dia, namun sudah dicatat oleh tim survey ini seenaknya. Karena dia butuh dana pastinya untuk menempati rumah tersebut. Ini sangat merugikan masyarakat kecil yang butuh dana untuk perbaiki sarana air bersih dan tempat buang air besar agar bisa ditempati, itu Pemerintah harus pikirkan.
Nah disini peristiwa tim survey kelapangan hanya melihat kondisi rumah sepi karena orangnya kerja bukanya harus ditanya dulu sama RT setempat atau tetangganya. Apa itu dibenarkan dengan mencatat karena sepi tidak ada orangnya, kecuali rumah tersebut tidak terawat banyak ditumbuhi rumput yang tebal dan kotor, mungkin bisa saja belum ditempati dan sebaiknya ditanyakan ke RT setempat. Saya sendiri sudah tahu bakalan ada yang akan survey, karena pihak Bank BTN sudah kirim pemberitahuan melalui sms. Namun saya tidak bisa pulang karena ada pekerjaan dari tempat saya bekerja. Saya kadang pulang kalau kerjanya dekat dan hari libur. Saya bekerja di perusahaan Kontraktor sebagai Pion Survey bangunan atau Supervisor bangunan proyek dilapangan, makanya saya banyak tahu standar bangunan layak dihuni itu seperti apa.
Tolong sekali lagi baik pihak pemerintah dan Bank BTN perhatikan dulu rumah subsidi itu sendiri, apakah bangunannya layak ditempati atau tidak yang setelah dibangun oleh pengembang. Rumah saya sendiri dindingnya sudah keropos, campuran plesteran seperti tanah bukannya pasir, sehingga rontok terkelupas berbahaya bagi anak-anak karena berdebu. Banyak warga perumahan ini membongkar semua plesteran sebeleum ditempati. Saya sendiri belum selesai untuk diperbaiki, karena belum ada dana. Hanya baru selesai dapur dan perbaiki WC & Septictanknya serta sumur bor, untuk bangunannya yang udah mulai rusak belum saya benarin.
Saran kepada Pemerintah dan Pihak Bank agar bangunan yang dibangun oleh pengembang ini diawasi, jangan sampai seperti perumahan di Setu Kab. Bekasi. Banyak pihak debitur banyak kecewa dengan bangunannya. Apalagi sekarang pemerintah menyuruh debitur agar segera menempati sementara bangunan rumah subsidi itu sendiri tidak ada air bersih dan septictanknya, kan lucu rumah begitu.
Semoga ini jadi pengalaman kita semua, untuk pak Presiden Republik Indonesia yang kami cintai, tolong perhatikan rakyatmu yang berpenghasilan rendah ini masalah rumah subsidi.
Blog ini saya buat untuk tempat saya menulis meski penghasilan sedikit. Karena untuk berkarya bersama memajukan bangsa.
@2016
Blog ini saya buat untuk tempat saya menulis meski penghasilan sedikit. Karena untuk berkarya bersama memajukan bangsa.
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Contoh 1 Diketahui data-data sebagai berikut : P (↓) = 10147.74 kg Q (→) = 6.88 kg Mutu Beton : K-250 H 1 = 35 cm (Panjan...
-
Data - data yang diperlukan : Volume Pekerjaan Harga Satuan pekerjaan Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% ) Conto...